HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Babinsa Dampingi Audiensi LSM Harimau dan Pemdes Anjatan Baru Bahas Transparansi Proyek MCK


Indramayu – Suasana ruang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Anjatan Baru, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, pada Rabu pagi (18/6/2025), menjadi saksi berlangsungnya audiensi penting antara Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Harapan Rakyat Indonesia Maju (Harimau) dengan Pemerintah Desa Anjatan Baru. Audiensi yang dimulai pukul 09.50 WIB itu membahas secara terbuka pelaksanaan proyek pembangunan fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) yang tengah berjalan di desa tersebut.

Turut hadir dalam pertemuan ini perwakilan dari berbagai pihak, di antaranya unsur Muspika seperti jajaran Polsek Anjatan yang dipimpin AKP H. Rasita beserta anggota, serta perwakilan dari Koramil 1614/Anjatan yang diwakili oleh Serka Adi Darsono dan Koptu Ito Rasito. Kehadiran Babinsa menunjukkan dukungan terhadap proses pengawasan dan transparansi pembangunan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Pemerintah Desa Anjatan Baru diwakili oleh Ketua BPD Nurita, Ketua Pelaksana Raksa Amshori, Bendahara Gofur, dan Sekretaris Bangkit Sembadra. Dari pihak LSM Harimau, hadir langsung Ketua Rasimam bersama rekan-rekannya, Wartama, Jumanto, dan Uus. Mereka menyampaikan sejumlah masukan, terutama terkait pelaksanaan proyek dan dugaan pungutan liar kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Dalam dialog terbuka tersebut, pihak LSM menyoroti pelaksanaan teknis proyek MCK serta mempertanyakan informasi yang beredar mengenai adanya pungutan. Pemerintah Desa pun menjelaskan bahwa proyek ini telah dirancang dalam tiga tahap, dengan rincian: tahap pertama sebanyak 5 unit, tahap kedua 10 unit, dan tahap ketiga 6 unit. Anggaran yang dialokasikan untuk setiap unit adalah Rp10 juta.

Menanggapi isu dugaan pungli, pihak desa secara tegas menyatakan bahwa tidak ada pungutan terhadap para penerima manfaat. Bahkan, selama proses pembangunan, kegiatan didampingi langsung oleh pendamping desa, yakni Robi dan Novi, guna memastikan keterbukaan serta akuntabilitas penggunaan dana desa.

Hingga pertengahan Juni 2025, proyek baru menyelesaikan tahap pertama dengan pembangunan lima unit MCK. Kendala yang dihadapi di lapangan adalah kontur tanah yang terlalu humus, sehingga membutuhkan penanganan teknis lebih hati-hati. Meski begitu, pelaksanaan berjalan sesuai jadwal, dimulai sejak akhir Mei 2025.

Audiensi berlangsung dalam suasana tertib, aman, dan penuh keterbukaan. Semua pihak sepakat untuk terus mengawal jalannya program dengan prinsip transparansi dan partisipatif. Kegiatan pun ditutup secara resmi sekitar pukul 10.20 WIB tanpa adanya insiden atau ketegangan.

Dengan keterlibatan aktif Babinsa dan unsur pengawas lainnya, audiensi ini menjadi bukti komitmen bersama dalam membangun desa secara adil dan bersih. Kehadiran LSM Harimau sebagai mitra kritis juga diapresiasi sebagai bentuk penguatan peran serta masyarakat dalam pengawasan pembangunan desa.

Posting Komentar