Babinsa Rajasinga Turun ke Lapangan: Ada Apa di Balik Pintu Air TR 3?
Jurnaltni.com – Sabtu pagi, 24 Mei 2025, suasana di Blok Rajasinga, Desa Rajasinga, Kecamatan Terisi, tampak berbeda dari biasanya. Seorang prajurit TNI bersama anggota Kepolisian hadir bukan untuk pengamanan berskala besar, melainkan untuk memantau langsung proses perbaikan infrastruktur vital: pintu air TR 3 yang selama ini menjadi penopang sistem irigasi wilayah setempat.
Kopda Wisnu Anggara, Babinsa Rajasinga dari Koramil 1613/Terisi, tampak menyusuri area perbaikan bersama Bhabinkamtibmas. Keduanya bukan sekadar memantau secara formal, namun juga aktif berdialog dengan para pekerja dan masyarakat sekitar. Kegiatan ini bukan hanya bertujuan teknis, tetapi juga membangun rasa aman, silaturahmi, dan deteksi dini potensi permasalahan di lapangan.
Pintu air TR 3 bukanlah infrastruktur biasa. Ia merupakan jalur distribusi air utama yang mengairi sawah-sawah petani di wilayah Rajasinga. Jika aliran air terganggu, bukan hanya panen yang terancam, tetapi juga ketahanan pangan lokal. Itulah sebabnya kegiatan monitoring ini menjadi sangat strategis, meski dilakukan dalam senyap tanpa sorotan media.
“Babinsa tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tapi juga menjaga keberlangsungan hidup masyarakat. Air adalah kehidupan, dan pintu air ini adalah jantungnya,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang turut hadir mendampingi kegiatan.
Keberadaan aparat TNI dan Polri dalam kegiatan perbaikan pintu air ini menjadi bukti bahwa negara hadir secara nyata di tengah rakyat. Warga yang melihat langsung aktivitas tersebut mengaku merasa lebih tenang dan dihargai, karena proses perbaikan dipastikan berjalan aman dan tepat sasaran.
Tak hanya sebatas pengawasan, Kopda Wisnu dan rekannya juga aktif mencatat perkembangan teknis di lapangan, seperti progres pengerjaan, hambatan material, hingga respons masyarakat. Ini menjadi masukan penting bagi lintas instansi apabila diperlukan tindak lanjut lanjutan.
Meski berlangsung sederhana, kegiatan ini membawa dampak yang luas. Hubungan antara aparat dan masyarakat makin erat, kepercayaan publik terhadap institusi negara makin tumbuh, dan yang paling penting, harapan petani untuk musim tanam mendatang tetap terjaga.
“Kalau pintu air lancar, sawah kami juga lancar. Terima kasih kepada Babinsa yang mau turun langsung,” ungkap seorang petani sambil menunjukkan saluran irigasi yang mulai mengalir kembali.
Kegiatan berjalan dengan aman, tertib, dan lancar hingga selesai. Tidak ada gangguan teknis maupun sosial yang menghambat proses perbaikan.
Sementara itu, bagi masyarakat Rajasinga, kehadiran Babinsa di tengah proyek perbaikan bukan hanya simbol pengawasan, tetapi simbol kepedulian. Karena di balik pintu air itu, ada harapan ratusan keluarga yang menggantungkan hidup pada sawah-sawah yang menunggu dialiri.